Oleh Gede H. Cahyana
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Bombardir atas Gaza menjadi bukti
ketakutan Israel atas
pejuang Gaza. Tentara mereka itu pengecut, bernyali kecil. Pernah ada
sembilan tentara Israel lari ketakutan karena digertak oleh anak-anak Palestina
sambil meneriakkan
khaibar ya Yahuud. Khaibar
adalah perang terpedih bagi kaum Yahudi karena mereka kalah melawan pasukan
muslim. Perang ini
begitu merasuk ke hati orang
Yahudi sehingga membuatnya gentar.
Faktanya, kekuatan militer Israel sangat
jauh di atas militer Hamas. Analoginya, batu melawan AK-47. Tetapi, nyali kaum
Zionis itu tak sekuat fisik dan senjata militernya. Nyalinya kecil, hanya berani
main keroyok. Apalagi “bapaknya”, yaitu AS,
termasuk kaum pengecut, ular berkepala dua alias culas. Iblis berkepala ganda. Sifat raksasa Dasamuka
atau Rahwana pun dilampauinya. Kelicikan Sengkuni dalam epos Bharatayudha pun
kalah jauh dibandingkan dengan
AS.
Ketidakadilan itu ditambah lagi oleh
PBB yang menjadi corong AS. Juga oleh kemandulan negara-negara Arab lainnya
yang lembek terhadap AS dan sekutunya. Bagaimana sikap kita, bangsa Indonesia,
yang dulu pernah didukung oleh Palestina? Mari baca kembali Pembukaan UUD 1945, semoga kita, sebagai orang Indonesia, di sela-sela padatnya aktivitas kita sehari-hari lebih mencintai lagi perdamaian di antara kita, makhluk di Bumi ini. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar