• L3
  • Email :
  • Search :

18 November 2012

Hari Margarana, Siapa Peduli?

Hari Margarana, Siapa Peduli?

"Anggaplah aku sudah mati, kapan pulang..., jangan dipikirkan."
(I Gusti Ngurah Rai, Letnan Kolonel)

Hari Pahlawan, 10 November, nyaris seluruh rakyat Indonesia tahu, terutama yang bersekolah minimal SD. Bagaimana dengan Hari Margarana? Heroisme pertempuran di ladang  jagung ini tak kalah dengan kejadian di Surabaya. Bung Tomo yang bergelora-gelora pekikannya itu, begitu pula yang terjadi di Puputan Margarana meskipun sunyi-senyap di sekitarnya. 

Kecamuk perang yang klimaksnya tanggal 20 November 1946 itu betul-betul membumihanguskan ladang jagung dan sekitarnya di Marga, sebuah kecamatan di Utara Kota Tabanan. Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang lahir di Kecamatan Petang, bagian Utara Kabupaten Badung ini memimpin pasukan Ciung Wanara hingga gugur dalam puputan, yaitu perang sampai tetes darah penghabisan. Semua anggota pasukannya gugur dalam Puputan Margarana, habis dibombardir oleh Belanda (NICA) lewat pesawat Capung. Atas kejuangannya itu, pemerintah mengabadikan nama I Gusti Ngurah Rai menjadi nama-nama jalan dan nama bandar udara, yaitu Bandara Internasional Ngurah Rai di Kab. Badung. Bahkan nama ini pun luas digunakan dalam bidang olah raga di Bali seperti sepakbola, futsal, gate ball, golf, dll.

Selamat mengingat Hari Margarana. Kalau belum ada, semoga tulisan ini menjadi awal dari peringatan Hari Margarana secara lokal dan nasional setiap tahun dan tak kalah semarak ulasannya di media massa nasional. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar