Seorang teman sedang kalut hatinya. Betapa tidak, anak batitanya menelan sabun mandi. Tak banyak memang, hanya sekali pagutan atau isapan. Tapi hatinya tetap saja gundah, cemas takut terjadi apa-apa di kemudian hari. Mungkinkah hal serupa menimpa anak-anak kita? Jawabnya, sangat mungkin! Bahkan bisa jauh lebih parah, efeknya lebih berat.
Jenis keracunan
Secara umum jenis keracunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) akut dan (2) kronis. Keracunan akut terjadi dengan cepat, waktu paparannya pendek atau singkat dan dosisnya tinggi. Dampaknya langsung tampak. Contohnya: keracunan gas CO (karbonmonoksida) dari mobil-motor di ruang tertutup. Korban langsung lemas lalu meninggal.
Keracunan kronis terjadi dalam jangka waktu lama, paparannya kontinu atau menahun dengan dosis kecil. Gejalanya secara perlahan, gradual. Sebagai contoh, keracunan pestisida banyak dialami petani penyemprot hama.
Pintu Masuk
Racun butuh pintu masuk ke tubuh kita. Ada empat pintu masuk (portal of entry) sebelum masuk ke peredaran darah.
(1) Oral/mulut. Racun langsung menuju saluran pencernaan, misalnya keracunan makanan-minuman. Racun yang masuk dengan cara ini relatif sulit mencapai peredaran darah di samping terjadi proses detoksikasi yang dapat mengurangi toksisitasnya. Para pecandu minuman keras dan pil semacam ecstasy, valium dll biasanya teracuni dengan cara ini.
(2) Inhalasi atau saluran pernapasan. Sangat cepat menyebar ke seluruh tubuh karena mudah masuk ke peredaran darah. Zat padat/partikulat dan gas dengan mudah memasuki paru-paru. Di perapatan jalan lampu merah tampak anak-anak dengan santainya menghirup bau lem dan produk lainnya. Suatu saat, ketika racunnya sudah banyak, mereka bakal sakit dan mengancam hidupnya. Apa yang mesti kita dan pemerintah lakukan buat mereka?
(3) Dermal atau kulit. Ini pun mudah memasuki peredaran darah. Racun yang lipofilik dan hidrofilik (mudah larut dalam lemak dan air) akan cepat menyebar ke seluruh tubuh. Luas kulit orang dewasa sekitar 2 m2 akan memudahkan terjadinya keracunan. Jadi, hati-hatilah mengolesi atau melulurkan zat kimia ke permukaan kulit. Salah-salah, terjadi keracunan atau iritasi.
(4) Parenteral. Racun sengaja disuntikkan ke peredaran darah. Termasuk di sini adalah gigitan hewan beracun seperti ular dan kalajengking. Pecandu narkotika seperti morfin pun memanfaatkan cara ini. Maka, mudah sekali pecandu itu mati mendadak. Orang bilang: overdosis! Jadi..., sudahlah... buang itu si obat setan. Hanya ilusi yang didapat. Cuma itu!
Tindakan...?
Bagaimana menangani kasus keracunan itu? Prinsip dasarnya, berikan tindakan awal secepat-cepatnya. Yang paling mudah, hindari kontak langsung dengan zat racun. Namun, andaikata terjadi juga keracunan, upayakanlah hal-hal berikut ini.
(1) Jika masuk lewat oral/mulut, usahakanlah muntah lalu minum air dan karbon aktif (misal:norit). Karbon aktif dapat mengurangi racun yang masuk ke peredaran darah. Cara lainnya: berikan obat pencahar agar cepat buang air besar.
(2) Jika masuk lewat dermal/kulit, cepatlah cuci dengan air bersih. Air hangat lebih bagus. Cucilah terus, berkali-kali. Ketika memperbaiki sumbu kompor, upayakan tangan jangan terlalu belepotan minyak tanah. Apalagi kalau terlalu sering kena minyak tanah atau cairan racun lainnya, ini berbahaya.
(3) Keracunan melalui inhalasi sangat sulit ditangani, karena langsung masuk ke dalam darah melalui alveoli paru-paru dan beredar ke seluruh tubuh. Biasanya penderita langsung meninggal seperti keracunan CO dari mobil/motor atau gas dari kawah, gua atau letusan gunung. Gunung Merapi, andaikata jadi meletus, ia potensial mengemisi gas beracun.
(4) Parenteral. Jika belum terlambat lakukan cuci darah atau hemodialisis. Tapi ini sulit dilakukan bagi pecandu narkotika karena darahnya sudah kaya racun. Penanganan kerohanian, perbaikan akhlak, reparasi spirit hidup diharapkan dapat mereduksi ketagihannya sedikit demi sedikit.
Tampak..., betapa kita dekat dengan racun. Dari obat nyamuk, pembasmi kecoak, pembunuh semut, pembersih lantai, deterjen, sabun, sampai pengharum ruangan sangat boleh jadi meracuni kita. Makanan-minuman pun begitu: ada sejumlah produk yang disinyalir berisi logam berat atau minimal kadaluwarsa. Dampaknya bisa cepat tapi bisa juga lambat sehingga tak sadar kita sedang diracuni sedikit demi sedikit setiap hari. Tahu-tahu, setelah belasan tahun, terlambat sudah..... !*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar