Evolusi teknologi anaerob
Tahun 1776, fisikawan Italia Alessandro Volta, berhasil mengidentifikasi metana di dalam sedimen danau. Karena gas yang tak larut di air ini kerapkali ada di rawa-rawa, maka disebutlah ia sebagai gas rawa (marsh gas).
Seabad kemudian, tepatnya pada tahun 1860, dibuatlah Mouras automatic scavenger di Prancis. Inilah digester (pencerna) lumpur limbah pertama di dunia buah karya Louis H. Mouras. Kemudian Donald Cameron membuat tangki septik pengolah lumpur di Exeter, Inggris pada tahun 1895. Tepat empat tahun berselang, pada 1899, Harry Clark menyempurnakan ide Cameron. Ia memisahkan tangki sedimentasi dengan tangki digester dan ternyata kinerja prosesnya membaik.
Selanjutnya pada tahun 1904 di Hampton Inggris dibangun ‘dual-purpose tank’ yaitu pemisahan tangki sedimentasi dengan tangki pengolah lumpur. Tahun itu juga Dr. Karl Imhoff dari Jerman membuat ‘dual-purpose two-story tank’ yakni pemisahan ruang sedimentasi dengan ruang hidrolisis. Tangki ini kemudian dipatenkan menjadi Imhoff tank. Di Bandung, sampai sekarang ada nama jalan Imhoff Tank. Sebab, dulu pada zaman Belanda (1916), di sana dibuat unit tersebut. Hingga kini rangkanya masih ada di antara rumah-rumah penduduk.
Untuk pengolahan air limbah domestik (bukan pengolahan lumpurnya), Scott-Moncrieff di Inggris (1891) dianggap pelopornya. Tangkinya terdiri atas dua ruang, bagian atas diisi batu sedangkan bagian bawahnya dibiarkan kosong. Air mengalir dari bawah ke atas, melewati sela-sela batu.
Selanjutnya adalah reaktor buatan Winslow dan Phelps pada 1910. Pada reaktor ini telah ada sentuhan inovasi berupa bentuk kerucut yang dinamai “biolytic” dan digunakan untuk mengolah air limbah domestik.
Di sektor air limbah industri, menurut Henze - pakar air limbah dari Denmark - IPAL yang pertama di dunia dibuat pada tahun 1929 di Slagelse, Denmark. Reaktor klasik dengan proses Anaerobic Contact ini digunakan untuk mengolah air limbah pabrik ragi (Danish Destillers).
Lalu Schroepfer (1955) meresirkulasi endapan lumpur dari bak sedimentasi. Kemudian Stander (1966) membuat Clarigester, dilengkapi dengan settler agar biomassa aktifnya tidak hanyut.
Akhirnya hadirlah inovasi proses anaerob laju tinggi seperti Anaerobic Filter (1969), UASB (1979), Expanded Bed (1979), Anaerobic Rotating Biological Contactor (1980), Fluidized Bed (1982), Baffled Reactor (1985), dan Hibrid reaktor (1987).
Perlu saya catatkan di akhir artikel ini, perkembangan proses anaerob mulai pesat pada paruh akhir dekade 1980-an hingga kini. Sehingga, mungkin ada jenis reaktor yang tahun riset dan temuannya bersamaan, tapi tidak tercantum di artikel ini. Hal ini sangat mungkin terjadi. Apalagi saat ini riset di bidang biotek anaerob begitu intensif dengan beragam modifikasi reaktor, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar