• L3
  • Email :
  • Search :

25 April 2006

Romeo - Juliet dari Bali

Romeo - Juliet dari Bali
Oleh Gede H. Cahyana

Suatu kali, jika sempat ke Bali (lagi), cobalah menapak jejak di Bali Barat. Jangan terlalu berkutat di Kuta, Sanur, Nusa Dua dan sekitarnya. Cobalah lihat dari dekat kehidupan desa yang betul-betul desa. Kuta dll, bagi saya, sudah tidak asli lagi. Terlalu dalam pembauran karakter dan budayanya sehingga menggelisahkan orang-orang Bali.

Maka, cobalah ini.

Susurilah jalan hotmix sepanjang jalan Bali Barat, dari Gilimanuk sampai Pekutatan. Lalu beloklah ke kiri dan teruskan naik pelan-pelan ke Utara, ke arah Pupuan. Dari kecamatan berhawa dingin ini teruslah ke Utara, lalu menuruni bukit menuju Seririt, sebuah kecamatan yang pernah luluh lantak rata dengan tanah akibat gempa Bumi tahun 1976. Tapi jangan masuk ke Seririt, beloklah ke arah Barat dan terus menuju Pulaki dan akhirnya tiba lagi di Gilimanuk.

Jika itu yang dilakukan, maka bisa dikatakan kita sudah mengitari bagian luar Taman Nasional Bali Barat yang khas dengan burung Jalak Putihnya. Taman tersebut meliputi dua kabupaten, yaitu Jembrana dan Buleleng bagian Barat seluas 80.000 ha dan dipasak oleh Gunung Patas, Musi dan Merbuk. Taman Nasional Bali Barat ini pun meliputi Pulau Menjangan yang memiliki kekayaan alam bawah laut dan menjadi ajang scuba diving yang tak kalah indahnya dengan kawasan taman laut yang lain.

Di Taman Nasional Bali Barat ini ada peninggalan kisah kasih klasik Romeo-Juliet versi Bali. Jangan-jangan William Shakespeare mendapatkan idenya dari kisah ini. Jangan-jangan! Kisah ini terjadi di Teluk Trima, dekat Pulau (Nusa) Menjangan. Cinta tak terlerai yang dibawa mati ini bermula dari seorang pemuda tampan berbudi baik, namanya Jayaprana, bekerja menjadi abdi dalem kerajaan Prabu Kalianget. Sampai tibalah saatnya sang "Romeo" ini menikahi seorang gadis rupawan bernama Layonsari sang "Juliet" si kembang desa. Rupanya kebahagiaan ini tak berlangsung lama karena ternyata Sang Prabu tertarik dan jatuh cinta kepada Layonsari.

Untuk mencapai hasrat hatinya itu, raja menyuruh Jayaprana pergi ke Bali Barat untuk membantu peperangan yang sedang berlangsung di sana. Ia dikawal seorang patih bernama Sawunggaling. Tentu ini hanyalah tipu muslihat saja karena sesampainya di tujuan, Jayaprana malah dibunuh. Mendengar kematian suaminya, dengan serta merta Layon-Juliet-Sari pun ikut bunuh diri. Kuburan Jayaprana ini masih dapat dijumpai sekarang di Teluk Trima dan menjadi salah satu tempat yang sakral di Bali.*

Gambar:  Tripwow.tripadvisor.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar